Burung pembawa pesanku sudah kembali pulang
ada titipan pesan kesedihan di raut sendu di matanya
"sebuah anak panah menancap di dadanya"
hingga kemudian dia mati dalam dekapanku...
sesuatu yang harus aku tangisi atau tertawakan..?
karena...
semenjak itu burung pembawa pesan itu selalu mati dalam penyampaiannya...
inikah "DEMOKRASI"?
legalitas dari sebuah pemikiran yang dilegalitaskan...
dan logika tak bisa memahami itu
mungkin karena aku bodoh...
ya..!! bodoh
tak seperti kamu kawan...,
maka... tinggalkan aku dalam kebodohanku
karena sedikitpun aku takkan menghamba kepadamu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar